ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.W POST PARTUM TINDAKAN SEKSIO SESARIA ATAS INDIKASI LETAK LINTANG DAN PLASENTA PREVIA DI RUANG DELIMA RSUD PASAR REBO JAKARTA

  • Ira Sukyati Akademi Keperawatan Pasar Rebo
  • Ita Yulita Sari Akademi Keperawatan Pasar Rebo

Abstract

Angka kejadian seksio sesaria di Indonesia menurut Riskesdas tahun 2013 sebesar 9,8 %

dengan proporsi tertinggi di DKI Jakarta sebesar 19,9%. Angka persalinan seksio sesaria di

RSUD Pasar Rebo sejak bulan Januari sampai Juni 2015 yaitu 920 kelahiran. Secara spesifik

angka persalinan seksio sesaria sejak bulan Januari sampai Juni tahun 2015 atas indikasi letak

lintang sebanyak 11,84% dan plasenta previa sebanyak 4,72%. Berdasarkan Survey Demografi

dan Kesehatan Indonesia (SDKI) terakhir tahun 2012 angka kematian ibu di Indonesia

melonjak menjadi 359 per 100.000 kelahiran hidup, dibandingkan dengan hasil SDKI 2007

yaitu 228 per 100.000 kelahiran hidup. Adapun dampak jika tidak dilakukannya operasi seksio

sesaria atas indikasi letak lintang dan plasenta previa diantaranya yaitu ruptur uteri disertai

perdarahan post partum, dan kematian. Sebagai tenaga kesehatan khususnya perawat,

memilliki peran dalam melakukan perawatan post partum tindakan seksio sesaria untuk

meminimalkan komplikasi yang mungkin terjadi. Peran perawat yang diperlukan yaitu meliputi

upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Populasi target dalam penelitian ini adalah

Klien bernama Ny. W berumur 28 tahun beragama Islam dan klien berasal dari suku Jawa.

Tingkat pendidikan klien adalah SMA dengan pekerjaan sehari-hari sebagai ibu rumah tangga.

Status perkawinan klien yaitu menikah dengan usia pernikahan 5 tahun dan ini merupakan

perkawinan yang pertama. Hasil dari review didapatkan : kasus dan teori terdapat beberapa

kesamaan dan tidak ditemukannya kesenjangan. Pada teori, indikasi dilakukannya tindakan

seksio sesaria diantaranya karena faktor janin, faktor ibu dan faktor plasenta. Kesamaan antara

teori dan kasus yaitu dilakukannya tindakan seksio sesaria dikarenakan faktor janin dan faktor

plasenta, dimana pada kasus ditemukan kelainan letak janin yaitu letak janin melintang dan

kelainan letak plasenta yaitu adanya plasenta previa pada kehamilan klien. Saat dilakukan

pengkajian, antara teori dan kasus terdapat kesamaan yaitu klien mengalami sedikit labilitas

emosi karena klien merasa lelah paska tindakan dan masih merasakan nyeri paska tindakan,

bunyi napas klien vesikuler, tampak balutan luka insisi bebas dari darah/ rembesan

terpasangnya kateter dengan urin berwarna orange pekat, klien merasakan sedikit lemas pada

tubuhnya karena masih terdapat efek-efek anestesi

BULETIN KESEHATAN 2017
Published
2020-07-08